
Ilustrasi seorang Wartawan Generalis-Spesialis (Dok : iStock)
WARTA PERWIRA.COM-Dalam keseharian masyarakat pastinya akan disuguhi beragam informasi berita baik berita politik, ekonomi, hukum, budaya dan sosial. Informasi berita suatu media massa secara mendasar ditentukan oleh para Wartawannya, yang menjadi motor penggerak proses informasi berita. Merekalah ujung tombak informasi berita dalam suatu media massa selama ini.
Proses penyampaian informasi berita ini pada masyarakat adalah sebagai bagian dari fungsi media massa yang meliputi : informasi, edukasi, hiburan maupun sebagai kontrol. Semua informasi yang tersaji ini tentunya merupakan proses olahan panjang dan rutin secara kolektif di ruang redaksi.
Proses singkatnya peran para wartawannya, setelah mengikuti arahan dan kebijakan redaksi para wartawan ini ke lapangan untuk liputan. Hasil liputan diproses melalui gate keeper redaksi, untuk ditentukan sebagai hasil akhir dari suatu informasi berita media massa, yang nantinya akan di publikasikan pada masyarakat.
Fazira (2024) Secara khusus, produksi pada sebuah portal berita diperlukan proses penyeleksian saat sebelum berita tersebut di posting agar informasi yang ditampilkan untuk masyarakat ialah informasi yang layak. Proses penyeleksian layak ataupun tidak diterbitkan inilah yang disebut dengan aktifitas gatekeeping.
Apabila kita telaah lebih dalam mengenai kadar informasi berita yang hadir ditengah masyarakat ada berita yang sifatnya hanya memberikan informasi sebatas tahu, ada juga berita yang memberikan pemahaman mendalam untuk memberikan ruang berpikir bagi masyarakat, secara analisis mengenai suatu peristiwa.
Perbedaan kedua berita ini, apabila kita sematkan pada profil seorang wartawan dikenal dengan istilah wartawan generalis dan wartawan spesialis. Bahasa jelasnya adalah wartawan yang memberitakan tentang berbagai hal peristiwa secara umum dan wartawan yang memberitakan tentang hal yang sifatnya khusus.
Wartawan generalis
Dalam konteks wartawan generalis, sifatnya umum hanya memberikan gambaran saja tentang suatu peristiwa. Tentunya dibutuhkan tuntutan kemampuan pengetahuan luas yang tidak hanya sekedar meliput, mengumpulkan, mengolah dan menerbitkan namun harus didasari dengan kemampuan pengetahuan yang mampu menjadi arah bagaimana suatu berita disampaikan.
Pengetahuan yang dikuasai beragam : politik, ekonomi, hukum, psikologi, budaya dan sosial namun tidak khusus dikuasai secara mendalam hanya sebatas tahu dan paham. Kemampuan fleksibilitas atas berbagai peristiwa untuk diliput, kemampuan menyajikan berita yang sifatnya breaking news (berita terbaru sifatnya segera untuk diberitakan).
Selain itu tidak hanya sekedar aspek teknis atas isi berita yang dibuat dengan tujuan agar masyarakat tahu, namun kemampuan memberikan ruang sudut pandang atas berita berupa konteks yang mampu memperjelas makna pesan berita agar dipahami oleh masyarakat. Sehingga masyarakat yang membaca berita mampu mengikuti alur tulisan berita dari awal sampai akhir.
Wartawan spesialis
Sebagai salah satu tuntutan informasi dari masyarakat yang beragam, tentunya tidak hanya sebatas wartawan generalis yang dibutuhkan. Ada juga sebagian masyarakat terutama masyarakat tertentu yang membutuhkan kedalaman, kekritisan atas suatu peristiwa yang harus mampu di jawab oleh wartawan spesialis.
Kemampuan seorang wartawan spesialis dibutuhkan dalam rangka memberikan kedalaman berita atas suatu peristiwa. Kemampuan memberikan kedalaman ini diperlukan baik secara teknis, pengetahuan, pengalaman dan pembelajaran secara intens dan konsisten.
Secara teknis minimal pemahaman mengenai prinsip jurnalistik sudah dikuasai (objektifitas, netral, cover both side termasuk regulasi yang menjadi dasar dalam kegiatan jurnalistik UU no 40 th 1999, kode etik Jurnalistik dan pedoman media siber). Dalam pengetahuan memperbanyak referensi pengetahuan tertentu yang menjadi spesalisasinya : politik, ekonomi, hukum, psikologi, budaya dan sosial.
Pengalaman: diperlukan jam terbang tinggi untuk proses liputan berita yang menjadi keahliannya, terutama peristiwa-peristiwa khusus yang memerlukan suatu jawaban yang benar-benar utuh dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Sedangkan dalam pembelajaran : intensitas proses dialog dengan pakar-pakar ilmuwan tertentu untuk mendapatkan wawasan terbaru, rajin mengikuti seminar, workshop dalam kajian jurnalisme tertentu beberapa diantaranya seperti : jurnalis politik, investigasi, ekonomi-bisnis, kriminal-hukum, sains-teknologi, olahraga, budaya-seni, perang-konflik, kesehatan, otomotif, human interest. Hal-hal tersebut diatas tentunya akan menambah ketajaman dalam tugasnya sebagai wartawan spesialis.
Wartawan Generalis atau Spesialis?
Pertanyaannya adalah mana yang lebih baik atau dibutuhkan oleh sebuah media massa, wartawan generalis yang mampu membuat berbagai berita dengan kecepatannya atau wartawan spesialis yang mampu secara khusus membuat berita secara tajam dan utuh?
Sebenarnya apabila kita perhatikan pada media-media massa lainnya terlihat posisi wartawan-wartawan generalis dan spesialis. Kita perhatikan Kompas, Tempo, Kontan, Bisnis Indonesia, Info Bank, Jakarta Post, Mongabay. setiap hari kita menikmati hasil liputan wartawan-wartawannya baik yang generalis maupun yang spesialis.
Normatif idealnya seorang wartawan harus mampu sebagai generalis sekaligus spesialis, kombinasi dua kekuatan keahlian ini akan menambah daya gedor kualitas berita yang disajikan oleh media massa. Dengan sendirinya masyarakat akan melihat keberadaan suatu media massa, melalui luaran produk jurnalistiknya yang berkualitas dan menjadi jawaban atas informasi-informasi yang dibutuhkannya setiap saat.
Bagi manajemen mediapun tidak kerepotan ketika peristiwa-peristiwa yang terjadi muncul setiap hari, tentunya membutuhkan kemampuan secara bersamaan maupun terpisah sebagai wartawan generalis-spesialis. Walaupun kadar prosesnya agak berbeda, minimal bagi suatu media massa kemampuan wartawan generalis-spesialis ini merupakan aset penting dan berharga dalam mengerek kredibilitas kualitas medianya.
(Redaksi Warta Perwira)