
WARTAPERWIRA.COM – Pemerintah resmi meluncurkan Program Sekolah Rakyat pada 14 Juli 2025, sebagai bagian dari komitmen memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Program ini dimulai secara serentak di 63 titik di berbagai wilayah Indonesia, dan akan diperluas menjadi 100 titik pada akhir bulan ini.
Program Sekolah Rakyat
Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati, Sekolah ini hadir sebagai solusi bagi keluarga dari kelompok miskin ekstrem, terutama Desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Banyak dari mereka menghadapi kendala bukan hanya biaya pendidikan, tetapi juga kebutuhan dasar seperti transportasi, makanan, dan perlengkapan sekolah.
“Sekolah Rakyat dibangun berbasis asrama agar negara bisa menjamin pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan gizi anak-anak dari keluarga miskin secara penuh,” jelas Adita, dikutip dari Antaranews.
Selain memberikan pendidikan umum, Sekolah ini juga mengedepankan pemetaan bakat (talent mapping) dan keterampilan hidup (life skills) agar peserta didik siap menghadapi dunia kerja atau menjadi wirausahawan.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan program ini akan terus diperluas. Presiden Prabowo Subianto, menurutnya, menargetkan jumlah Sekolah Rakyat tumbuh menjadi 200 titik pada tahap berikutnya.
Program ini melibatkan lintas kementerian dan lembaga, dengan Kementerian Sosial sebagai koordinator utama pelaksanaan. Anak-anak yang lolos seleksi akan tinggal di asrama dan mendapatkan seluruh fasilitas secara gratis, termasuk akses modul pembelajaran daring dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Sekolah Rakyat bukan hanya sekolah, tapi langkah strategis negara untuk menghadirkan keadilan sosial sejak dari bangku pendidikan.
(Antaranews – Redaksi Warta Perwira)