04.10.2025
Membangun Inklusi Asuransi demi Perlindungan Financial Masa Depan
Foto: Ilustrasi (Sumber: freepik.com)

WARTAPERWIRA.COM, Minggu (7/9) – Suparman (47), seorang pedagang keliling di Purbalingga, tampak termenung di teras rumahnya. Baru sebulan lalu, ia harus menjual satu-satunya sawah warisan keluarga untuk menutup biaya operasi istrinya. “Andai saja saya punya asuransi, mungkin tak perlu sampai menjual sawah,” ucapnya lirih.

Kisah Suparman adalah potret nyata banyak keluarga di Indonesia. Ketika sakit atau musibah datang, mereka tidak memiliki perlindungan finansial yang memadai. Pilihannya hanya berutang, menjual aset, atau mengandalkan bantuan keluarga. Padahal, di tengah ketidakpastian hidup, asuransi seharusnya hadir sebagai penopang utama.

Realita yang Masih Jauh dari Ideal

Sayangnya, fakta menunjukkan tingkat inklusi asuransi di Indonesia masih rendah. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi asuransi nasional masih di bawah 20 persen. Artinya, sebagian besar masyarakat belum merasakan manfaat proteksi. Sebagian menganggap asuransi mahal, rumit, bahkan tidak bisa dipercaya karena kasus masa lalu yang mencederai industri.

Padahal, risiko tidak mengenal status sosial maupun waktu. Musibah bisa menimpa siapa saja, kapan saja. Jika hal ini tidak segera diatasi, perlindungan finansial masyarakat akan terus rapuh dan sulit menopang ketahanan ekonomi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Terobosan IFG: Menjadikan Asuransi Gaya Hidup

Di tengah tantangan itu, Indonesia Financial Group (IFG) hadir sebagai holding BUMN asuransi dan penjaminan yang membawa misi besar: menjadikan asuransi sebagai gaya hidup.

Upaya IFG dapat dilihat melalui berbagai terobosan:

  1. Edukasi Literasi. IFG aktif turun ke masyarakat memberikan pemahaman tentang pentingnya proteksi finansial, khususnya bagi kelompok rentan seperti pekerja informal, UMKM, hingga generasi muda.
  2. Produk Inklusif dan Digital. IFG menghadirkan produk sederhana, transparan, terjangkau, serta mudah diakses melalui platform digital, sehingga siapa pun bisa membeli proteksi sesuai kebutuhan.
  3.  Sinergi dengan Pemerintah dan Komunitas. Kesadaran tentang asuransi ditanamkan sejak dini melalui program pendidikan dan kerja sama lintas sektor.
  4. Transparansi dan Tata Kelola. Dengan mengutamakan integritas, IFG berusaha memulihkan kepercayaan publik terhadap industri asuransi.

Melalui langkah-langkah itu dan berkolaborasi dengan anak perusahaan seperti Jasa Raharja, Jamkrindo, Askrindo, Jasindo, dan IFG Life, IFG membuktikan bahwa proteksi keuangan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. IFG tidak sekadar menjual produk, melainkan mengubah paradigma masyarakat: dari asuransi yang dianggap beban menjadi asuransi sebagai bagian dari gaya hidup modern.

Pesan Inti

Momentum Hari Asuransi Nasional mengingatkan kita semua bahwa manfaat asuransi terletak pada kemudahan akses proteksi diri di era digital sebagai perlindungan masa depan yang menjamin rasa aman bagi setiap keluarga Indonesia.

Harapan ke Depan

Jika menabung sudah menjadi kebiasaan, kini saatnya mengasuransikan diri menjadi gaya hidup baru. Sama seperti menjaga kesehatan atau berolahraga, asuransi adalah bentuk tanggung jawab pada masa depan diri dan keluarga.

Seperti kisah Suparman, ribuan keluarga lain bisa terbantu jika asuransi hadir lebih dekat dan inklusif. Dengan kerja nyata IFG yang konsisten mendorong literasi, memperluas akses, dan menjaga kepercayaan, kita optimis asuransi akan menjadi bagian penting budaya finansial bangsa.

Sebab pada akhirnya, proteksi bukan hanya milik mereka yang mampu, tetapi hak semua orang untuk hidup aman, tenang, dan bermartabat.

( Dedi/wartaperwira.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *