23.08.2025
Politisasi Komersialisme pada Televisi

Ilustrasi Talk Show Televisi (Sumber : istock photo)

WARTAPERWIRA.COMTelevisi   siaran (TV) adalah salah satu bagian dari media massa yang ada dalam kehidupan kita, keberadaannya tidak dapat dipisahkan, hampir setiap hari TV memberikan ragam informasi termasuk informasi berita yang mampu memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat. Kelebihan TV adalah mampu memberikan tayangan audio visual yang aktraktif dan menarik.

Fungsi TV sama dengan media-media lainnya, fungsi informasi, menghibur, edukasi dan kontrol. Untuk hari-hari tertentu tayangan TV sering ditunggu oleh masyarakat, terutama tayangan program siaran-siaran yang favourit, menghibur dan menarik seperti : film, musik, reality show. sinetron.

Terkait dengan fungsi TV Jay Black dan Frederick C Whitney (2007) menegaskan  bahwa fungsi TV atau media massa meliputi antara lain: (1) to inform (menginformasikan), (2) entertain (memberi hiburan), (3) to persuade (membujuk), (4) transmission of the culture (transmisi budaya).

Salah satu tayangan favourit TV yang tidak kalah menarik adalah tayangan talk show. Dimana TV mengangkat isu-isu aktual yang sedang menjadi pembicaraan hangat dimasyarakat, dengan mengundang figur-figur terkenal seperti akademisi, aktivis, politisi bahkan sampai artis sekalipun untuk membahas dalam konsep diskusi, dialogis dan berdebat. Biasanya tokoh-tokoh yang dihadirkan adalah tokoh-tokoh yang pro dan kontra atas suatu isu.

Berdasarkan Ekspose Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) Periode 2 tahun 2024, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan 12 perguruan tinggi di Indonesia, menyampaikan hasil rinci nilai indeks atas masing-masing program siaran, yaitu:

  1. Program Anak: 3.38
  2. Program Berita: 3.48
  3. Program Talkshow: 3.31
  4. Program Variety Show: 3.22
  5. Program Religi: 3.63
  6. Program Wisata dan Budaya: 3.26
  7. Program Infotainment: 2.90
  8. Program Sinetron: 2.60

Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) periode 2 tahun 2024 mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai mencapai 3,22, dengan standar nilai di angka 3. Penilaian ini dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terhadap 8 (delapan) kategori program siaran televisi yang meliputi, program anak, program berita, program wisata budaya, program religi, program talkshow, program variety show, program infotainment dan program sinetron.(sumber kpi.go.id)

Terlihat talk show menempati posisi ke empat dengan skor 3.31 setelah program siaran Religi, berita dan anak mengalahkan program-program favourit lainnya Wisata budaya, variety show, infotaintment dan sinetron. Hal tersebut menggambarkan pada publik bahwa  talk show TV benar-benar sebagai salah satu acara program siaran TV yang disukai.

Yang menjadi persoalan adalah, figur yang dihadirkan dalam talk show terkadang  tidak relevan atau kapasitasnya tidak terkait dengan isu yang dibahas, figur ini memberikan pandangan-pandangan berdasarkan sudut pandang berdasarkan versinya sendiri. Sehingga perdebatan sering terjadi bahkan sampai memanas apabila titik temu antara figur yang mempunyai kapasitas dan sebaliknya kontradiktif, bahkan perdebatan masuk pada ranah pribadi masing-masing.

Harapan publik yang menonton tentunya ingin  mendapatkan suatu pencerahan atau sudut pandang baru, dari pendapat-pendapat figur yang membahas suatu isu persoalan di media TV. Namun sebaliknya publik mendapatkan sesuatu yang tidak bernilai, tidak sesuai dengan harapan bahkan cenderung mengarahkan publik pada peneguhan-peneguhan pandangan tertentu.

Kalaupun pertimbangannya hanya untuk membuat seru dan ramai agar rating iklan meningkat, sehingga jumlah penonton meningkat. Sepertinya tidak tepat, publik bahkan bertanya dengan fungsi yang diusung oleh TV, apakah Informasi, hiburan atau edukasi atau lebih dominan hiburannya daripada informasi dan edukasi. Padahal seharusnya ketiga fungsi ini saling berkaitan secara seimbang dan penonjolan lebih kearah normatif, lebih kepada informasi dan edukasi. Agar masyarakat tercerahkan dan terkuatkan.

Kebijakan Redaksional  standar Televisi 

Seharusnya redaksi program siaran talk show tidak hanya mendasarkan hasil riset pada AC Nilesen secara kuantitatif, artinya tingkat kesukaan secara umum. Namun perlu juga dipertimbangkan riset internal TV untuk melihat secara khusus sikap dan preferensi publik secara kualitatif, berdasakan bobot kualitas program siaran itu sendiri.

Selain itu pula pertimbangan lain, dilihat karaktersitik masyarakat berdasarkan tingkat melek dan kritis terhadap media. Biasanya aspek-aspek ini lebih menyasar pada rasionalitas cara pandang publik terhadap suatu program siaran TV.

Lainnya dipertimbangkan pula faktor  sosial politik publik, Situasi dan kondisi sensitifitas publik yang terkadang sering bereaksi terhadap isu-isu dari program siaran TV yang di tayangkan. Sehingga menimbulkan bahkan menambah kegaduhan.

Tetap konsisten dengan P3SPS KPI (Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran)  pasal 1 ayat 11, ayat 24. Pasal 4 point a,d dan point g. Pasal 5 point d,e dan point f. Masing-masing tentang  tanggung jawab sosial, kepentingan publik, layanan publik dan hak privasi, yang menjadi rambu-rambu bagi seluruh media siaran termasuk TV.

Televisi  cerahkan publik

Peran apapun yang dijalankan oleh TV, selama fungsi-fungsinya berorientasi bagi pencerahan dan kemajuan publik tentunya merupakan suatu hal yang positif bagi kehidupan berbangsa seluruh rakyat Indonesia. Karena ketika berbicara media massa  TV salah satunya, kita akan berbicara tentang kondusifitas, persatuan dan kesatuan bangsa. Semuanya akan tetap selalu terjaga dan ada melalui program-program siaran TV yang mengedukasi.

Tingkat kritis publik terhadap media sekarang sudah baik,  ketika mengkonsumsi program siaran tentunya program-program siaran berkualitas yang menjadi acuannya. Selain TV, publik mempunyai banyak pilihan mana-mana program siaran yang memberikan pencerahan dan penguatan, beberapa diantaranya  hadir dengan kemasan program siaran yang sama dari kanal-kanal media sosial yang tidak kalah baiknya.

(Redaksi Warta Perwira)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *