
Ilustrasi reporter media massa sedang wawancara sumber berita (Sumber : Freepik)
WARTAPERWIRA.COM – Tidak dapat dinapikan lagi, saat ini salah satu tokoh populer yang sedang viral dimedia sosial adalah gubernur Provinsi Jabar Dedi Mulyadi akrab di sebut bapak aing atau kang Dedi Mulyadi (KDM) kepopulerannya adalah seluruh aktifitas kegiatannya selalu tampil melalui kanal media sosial yang dimilikinya secara pribadi. Beberapa diantaranya untuk youtube : Channel Kang Dedi Mulyadi, Tiktok dan Instagram.
Tampilan masing-masing media sosial yang dilihat oleh publik otentik dan natural, yang sering kita lihat kanal KDM sering bersentuhan dengan masyarakat kecil yang benar-benar membutuhkan dan terkadang luput dari perhatian publik seperti : seorang kakek penarik gerobak sampah, bahkan sampai pada seorang disabilitas yang berjualan kue dipinggir jalan.
Suasana yang terbangun dari kanal media sosial KDM bener-benar sangat terasa sentuhan humanisnya, hal ini banyak dibuktikan komentar netizen banyak yang menangis dengan menampilkan simbol muka bulat kuning dengan deraian air mata. Yang menangis tidak hanya wanita bahkan hampir semua laki-laki pun sama. Termasuk suasana terakhir anak-anak sekolah yang mengikuti Pendidikan karakter, pada saat hari upacara kebangkitan nasional tanggal 2 mei 2025 di Gedung Sate Bandung Provinsi Jabar Pada saat berpelukan dengan orang tuanya masing-masing, termasuk pada saat berpelukan dengan KDM.
Perjalanan komunikasinya memperlihatkan pergeseran signifikan dalam strategi membangun citra dan menjangkau publik. Kemampuan KDM dalam memanfaatkan tiga media sosial tentunya merupakan kekuatan dirinya dalam menyampaikan pesan-pesan secara langsung pada masyarakat.
Tidak ada sekat pembatas yang dilakukan KDM, tidak ada verifikasi sumber informasi seperti halnya media arus utama, karena orang-orang yang menjadi objek dalam tayangan media sosial KDM adalah sumber informasinya secara langsung, baik sebagai objek maupun sebagai sumber informasi. Disinilah letak kekuatan media sosial yang dibangun oleh KDM. Kelebihan media sosial sebagai sumber informasi terletak pada aksesibilitas dan kecepatannya dalam menyebarkan berita. Informasi dapat dengan mudah dibagikan dan disampaikan kepada orang banyak dalam hitungan detik. Media sosial juga memberikan platform bagi individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam dialog dan berbagi pandangan mereka tentang isu-isu penting. (unairnews 4/7/2023)
Disisi lain keberadaan media massa pun mempunyai peran yang sangat penting dan menentukan dalam dinamika komunikasi informasi publik, jelas berbeda antara media massa dan media sosial. Media massa dalam proses fungsinya selalu menempatkan aturan main yang sudah menjadi ketentuan, mekanisme prinsip jurnalisme senantiasa menjadi acuan utama, objektifitas, akurasi dan keberimbangan. Selain itu instrumen hukumnya tetap menjadi rujukan utama, UU 40 tahun 1999 (pers), kode etik jurnalistik dan pedoman media siber ( bagi portal berita online).
Menghadapi fenomena KDM yang sangat dominan di media sosial, media massa arus utama perlu mengadopsi yang strategis dan adaptif, bukan sekedar bersaing melainkan melengkapi dan menjaga fungsi esensial jurnalisme.
Upaya media massa
Baca Juga:
Media massa tidak boleh hanya mengutip mentah-mentah konten viral KDM tanpa proses verifikasi. Meskipun kontennya otentik, narasi yang dibangun bisa jadi hanya satu sisi atau berpotensi menjadi pencitraan berlebihan. Selain itu konsistensi pada akurasi dan data, dimana jurnalis harus tetap berpegang teguh pada prinsip dasar jurnalistik : objektifitas, akurasi dan keberimbangan. Cek ricek fakta dibalik klaim atau tindakan KDM yang ditampilan di media sosial.
Konten KDM seringkali berupa monolog atau interaksi satu arah. Media massa harus mencari narasumber lain lebih lanjut untuk mengungkap akar masalah, dampak kebijakan atau potensi kepentingan (pihak terkait, pakar, masyarakat yang terdampak) untuk memberikan konteks yang lebih luas dan perspektif yang berimbang. Hal ini untuk mengklarifikasi kebijakan atau wacana kontroversial yang dilontarkan di media sosial.
Untuk hal-hal tertentu yang sifatnya penting, jika ada isu penting yang diangkat KDM di media sosial, media massa dapat melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap akar masalah, dampak kebijakan atau potensi kepentingan dibaliknya. Ini melampaui sekedar melaporkan “apa yang dikatakan” menjadi “? mengapa dikatakan dan apa dampaknya”?.
Alih-alih hanya mengulang apa yang KDM sampaikan di media sosial, media massa harus mampu menganalisis substansi kebijakan atau wacana yang disampaikannya. Apakah realistis? Bagaimana implementasinya Apa dampaknya bagi masyarakat luas? Media massa harus mampu menyorot bagaimana kegiatan ini dilakukan, siapa tim dibaliknya dan bagaimana efek jangka panjangnya terhadap masyarakat. Hal ini membantu publik melihat gambaran secara utuh, bagaimana konsep tayangan visual ini disetting dalam suatu perencanaan.
Media massa dapat menjadikan media sosial KDM sebagai salah satu sumber informasi atau petunjuk tentang isu-isu yang menarik perhatian publik. Namun kemudian media massa harus mampu mengembangkan liputan dengan perspektif jurnalistik yang mendalam. Berikan edukasi pada publik, disini media massa memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi publik agar lebih kritis dalam mengkonsumsi informasi dari media sosial termasuk dari tokoh publik. Ajarkan pada publik bagaimana membedakan antara konten informasi, hiburan dan pencitraan.
Dengan mengadopsi sikap-sikap ini, media massa tidak hanya bertahan ditengah gempuran media sosial, termasuk media sosial politisi KDM. Tetapi juga dapat menegaskan kembali peran esensial sebagai pilar demokrasi yang menyediakan informasi objektif, akurat. berimbang dan mendalam bagi publik
Semoga…
(Redaksi Warta Perwira – Agus Budiana)