11.06.2025
Ketika Media Massa bertemu dengan Influencer

Ilustrasi komunikasi bersama antara media massa dengan seorang influencer dalam sebuah podcast (Sumber : Freepik)

WARTAPERWIRA.COM – Dinamika komunikasi informasi digital  saat ini mengalami perubahan yang sangat penting dalam komunikasi modern. Semuanya hadir karena tuntutan  zaman yang harus disesuaikan oleh beberapa pihak yang menjadi sumber informasi. Dalam hal ini adalah media massa dan influencer. Secara prinsip kedua kubu ini memiliki perbedaan mendasar, media massa terkenal dengan prinsip jurnalismenya : objektif, akurasi dan berimbang. Sedangkan influencer kebalikannya lebih personal, kontennya fokus pada bidang-bidang tertentu, pesan yang dibawakan lebih cair, target sasarannya menyasar anak-anak muda atau gen Z.

Kedua entitas ini jika dikombinasikan dapat menghasilkan dampak yang jauh lebih besar daripada mereka berkegiatan secara terpisah. Peran media massa  di era digital ini telah bertransformasi secara digital meskipun menghadapi tantangan berupa disrupsi informasi dan persaingan ketat, media massa tetap memegang peran krusial.

Media massa memiliki infrastruktur dan etika jurnalistik untuk menyajikan informasi yang akurat, terverifikasi dan berimbang. Media massa mempunyai tanggung jawab untuk melakukan verifikasi fakta dan menyediakan konteks yang mendalam. Media massa melalui berita, editorial dan program analisis media, media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan membentuk opini publik. Opini yang terbentuk dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah, pandangan masyarakat dan perkembangan sosial.

Selain itu media massa memiliki kemampuan  untuk menentukan isu-isu apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Media massa menyoroti masalah masalah tertentu, sehingga mendorong diskusi publik melalui agenda settingnya. Agenda Setting Menurut McCombs, Shaw dalam Griffin (2010), “media massa memiliki kemampuan untuk menggeser agenda berita mereka ke dalam agenda publik”.  Hal lain adalah, media massa berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi media membantu masyarakat membedakan informasi yang valid dari hoaks.

Salah satu lainnya adalah, media massa mampu berperan sebagai pengawas pemerintah, korporasi dan lembaga-lembaga lainnya. Mengungkap penyalahgunaan kekuasaan atau praktik yang merugikan masyarakat.

Dalam konteks Influencer, influencer adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi sikap masyarakat karena otoritas, pengetahuan, posisi atau hubungan mereka dengan target sasaran masyarakat. Kekuatannya adalah mampu menciptakan konten kreatif dan interaktif sesuai dengan karaktersitik platfom digital (foto, video, stories live streaming), selanjutnya akan terkonfirmasi atas media sosial yang dimilikinya : X, Instagram, facebook, tiktok, youtube. Maulana, Hadiani, dan Wahyuni (2021) menjelaskan bahwa, “influencer” sebagai mereka yang mengikuti selebriti, pakar, blogger, youtuber dan orang lain yang mereka anggap menarik yang juga fokus pada orang lain melalui hiburan virtual, dan yang memiliki banyak kekuatan mengikuti.

Seorang influencer aktif berinteraksi dengan pengikutnya melalui komentar, pertanyaan dan jejak pendapat, menciptakan komunitas yang terlibat dan loyal. Selain itu  influencer dapat membangun kesadaran merk melalui promosi produk atau jasa. Influencer  secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran merk dan mendorong keputusan masyarakat untuk membeli.

Kolaborasi dua kekuatan

Ketika media massa dan influencer  berkolaborasi dua kekuatan ini dapat menciptakan dampak yang jauh lebih besar dan saling melengkapi  kelemahan masing-masing. Dua kekuatan ini akan menjadi salah satu fungsi informasi yang mampu memberikan kepuasan informasi pada masyarakat. Bagaimana tidak, media massa dengan kekuatan  reportase beritanya yang senantiasa mendasarkan diri pada prinsip jurnalisme melalui  pesan-pesan yang disampaikan akan terkuatkan oleh para influencer yang mempunyai kekuatan dalam pendekatan personalisasi diruang publik.

Dari sisi influencer akan menambah keabsahan keberadaannya sebagai influencer, karena dengan kolaborasi ini akan mendapatkan status legitimasi di masyarakat sebagai influencer yang bernuansa jurnalis dan kredible. Selain itu target sasaran akan menambah besar jumlahnya antara sasaran masyarakat umum yang dimiliki oleh media massa  dan masyarakat yang tersegmentasi dalam wilayah yang selama ini menjadi ranahnya influencer. Sebaliknya influencer dapat membantu media massa menjangkau masyarakat muda yang terbiasa dengan platform digital, yang mungkin tidak lagi mengkonsumsi media massa. Jangkauan masyarakat yang luas dan loyal dari influencer dapat memperluas ketercapaian konten berita media massa.

Nantinya masyarakat akan melihat suatu informasi berada dalam ruang kombinasi antara media massa arus utama dan media sosial influencer. Ketika sebuah berita yang diangkat oleh media massa, kemudian didukung oleh influencer pastinya pesan yang disampaikan memiliki bobot yang lebih besar. Kolaborasi ini juga dapat memerangi hoaks, influencer dapat menyebarkan informasi yang telah diverifikasi oleh media massa kepada masyarakat penggemarnya  dan membantu meluruskan informasi yang salah.

Ketika media massa yang kredible bekerjasama dengan influencer yang dihormati, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu informasi yang disampaikan antara kredibilitas media massa dengan otentisitas influencer. Tentunya akan berefek pada peluang monetasi baru bagi kedua belah pihak, seperti  konten-konten informasi berita yang diproduksi bersama atau kampanye pemasaran terpadu yang menjangkau spektrum masyarakat yang lebih luas.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *