
Ilustrasi Pengiklan sedang merencanakan pasang iklan di media (Sumber : Freepik)
WARTAPERWIRA.COM – Siapa yang tidak mengenal iklan, hampir setiap hari bahkan setiap detik iklan selalu hadir di depan kita. Apapun yang kita konsumsi terkait dengan informasi dari media baik media massa, media sosial ataupun media-media luar ruang iklan akan selalu hadir. Sepertinya iklan bergerak diibaratkan dengan nafas kita yang memberi asupan oksigen bagi kita, tidak dapat dipungkiri iklan secara faktual tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, karena segala sesuatu yang kita butuhkan baik untuk kebutuhan primer dan sekunder semuanya berawal dari informasi-infomasi iklan.
Merujuk pendapat Kasali dalam Etudiante (2015) iklan adalah sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Tujuan iklan yaitu untuk mengidentifikasikan produknya dengan baik dan menunjukkan perbedaan dan keunggulannya dari produk lain sehingga konsumen dapat memilih produk tersebut. Melalui iklan, sebuah produk dapat dikenal dan dicari oleh khalayak. Hal ini disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi serta membentuk opini dan persepsi masyarakat.
Pendapat diatas dapat kita pahami bahwa, iklan akan hadir melalui media-media saluran yang digunakannya bisa melalui media massa, portal berita media online, media sosial dan media luar ruang. Produk yang ditawarkan beragam dengan mempelihatkan keunggukan, keunikan dan kebermanfaatannya, sehingga menarik perhatian masyarakat untuk mensikapinya untuk memahami dan membelinya.
Bagaimana kita dapat menemukan iklan ? hal yang amat sederhana ketika kita membuka hp kita dan membuka suatu informasi apapun yang kita akses melalui media sosial tiba-tiba iklan hadir dengan cepat dihadapan kita, ada yang hadir dengan sekilas hitungan detik, namun ada juga yang tampil dengan tampilan URL khusus untuk memancing kita mengklik URL tersebut. Adapun iklan yang sering kita lihat mulai dari makanan sampai dengan informasi iklan-iklan barang-barang mewah.
Intensitas kemunculan iklan-iklan di ruang media ini tentunya bukan tanpa alasan, keduanya merupakan dua entitas berbeda namun saling membutuhkan. Media tanpa iklan secara finansial tidak dapat menjalankan operasional kegiatannya, mengingat seluruh operasional kegiatannya membutuhkan biaya untuk menghidupinya, salah satunya pemasukan bagi media bersumber dari iklan. Begitu pula iklan, iklan tidak akan mampu memasarkan dan menjual produknya pada masyarakat tanpa disebarluaskan produk-produknya melalui media. Maka disinilah terjadi simbiosis mutualisma. Periklanan kerap menggunakan media sosial sebagai media penyampaian informasi yang dianggap efektif (Stewart, 2000).
Dampak pada media
Iklan akan menciptakan ketergantungan media, dimana media sangat tergantung pada pendapatan iklan yang dapat mempengaruhi independensi editorial. Ancaman penarikan suatu iklan di media akan menjadi tekanan tersendiri secara keseluruhan. Hal lain dalam konten media akan berkompromi untuk membuat konten-konten aman dan populer, menghindari isu-isu kontroversial yang bisa menyinggung pengiklan.
Akan tercipta terjadinya komodifikasi masyarakat sebagai objek jualan media pada pengiklan, bukan sebagai warga negara atau pembaca yang dilayani. Untuk meningkatkan volume penjualan iklan, konsekuensinya media akan mengintensifkan durasi tayangan iklan lebih banyak tampil di media sampai titik jenuh.
Baca Juga:
Dominasi iklan mendorong media untuk berinovasi dalam format iklan dan metode penargetan untuk tetap relevan bagi iklan. misal dibuat dengan pertanyaan-pertanyaan kuis dengan hadiah semuanya dari sponsor pengiklan, membuat event lomba menulis, menyanyi bagi anak muda imbalannya hadiah atau perjalanan ke tempat wisata.
Jika suatu iklan sering muncul resiko terganggunya masyarakat yang melihat konten media, masyarakat akan meninggalkan media dan beralih ke platform lain, dengan tanpa iklan atau menggunakan ad blockers (perambah web yang dirancang untuk mencegah atau menghapus tampilan konten iklan saat kita menjelajahi internet).
Sikap yang harus dilakukan media
Dominasi iklan diruang media adalah realitas yang kompleks, menjadi pedang bermata dua bagi industri media. Disatu sisi, adalah mesin finansial yang memungkinkan produksi konten dan keberlangsungan media. Di sisi lain, menciptakan tekanan finansial, etika dan kualitas yang signifikan berpotensi mengorbankan independensi editorial, hak pribadi masyarakat dan integritas informasi.
Keseimbangan yang sehat antara kebutuhan finansial media dan perlindungan kepentingan masyarakat akan menjadi kunci. Inovasi dalam model bisnis media yang mengurangi ketergantungan pada iklan, serta regulasi yang kuat, untuk memastikan transparansi dan etika periklanan akan sangat penting untuk menciptakan ruang media yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
(Redaksi Warta Perwira)