WARTAPERWIRA.COM, 17 Agustus 2025 – Kemerdekaan RI ke-80 adalah capaian yang patut disyukuri sekaligus direnungi. Kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan hasil pengorbanan panjang para pejuang yang rela mempertaruhkan jiwa dan raga demi tegaknya Republik. Namun, perjalanan bangsa ini belum usai. Tantangan demi tantangan terus hadir, termasuk bagi dunia pers yang menjadi salah satu pilar penting demokrasi.
Sebagai media, pers adalah penjaga ruang publik. Tugas utamanya bukan sekadar menyampaikan informasi, melainkan memastikan kebenaran tetap hidup, suara rakyat tersampaikan, dan kekuasaan diawasi. Dalam usia ke-80 kemerdekaan, pers Indonesia menghadapi ujian yang semakin kompleks: derasnya arus informasi digital, ancaman disinformasi, serta upaya-upaya pembungkaman suara kritis.
Tidak bisa dipungkiri, risiko bagi jurnalis dan media masih nyata. Intimidasi, tekanan politik, hingga kriminalisasi terhadap produk jurnalistik kerap mewarnai perjalanan pers di tanah air. Namun sejarah mengajarkan, pers pantang menyerah. Dalam kondisi apa pun, media harus tetap berdiri di garis depan memperjuangkan kepentingan rakyat, meski dengan segala risiko yang menyertainya.
Kemerdekaan RI ke-80
Kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari ketidakadilan, kebohongan, dan pengekangan suara. Oleh karena itu, kemerdekaan pers adalah kemerdekaan bangsa. Tanpa pers yang berani dan independen, rakyat kehilangan salah satu penopang utama dalam menjaga demokrasi.
Di HUT Kemerdekaan RI ke-80 ini, Redaksi Warta Perwira meneguhkan komitmen: setia pada kebenaran, berpihak pada kepentingan rakyat, dan tidak gentar menghadapi tekanan. Semangat kemerdekaan yang diwariskan para pejuang adalah api yang menyala dalam pena dan suara kami.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-80! Merdeka untuk rakyat, merdeka untuk pers, merdeka untuk Indonesia!
