03.08.2025
Kekuatan Psikologis Komunikasi Verbal Pers

Ilustrasi proses redaksi berita (Sumber : iStockphoto)

WARTAPERWIRA.COM-Hampir setiap hari kita dijejali informasi yang hadir disekeliling kita, apapun infomasi yang kita terima termasuk didalamnya kombinasi informasi melalui tampilan visual. Terlihat  informasi Komunikasi verbal berupa tulisan-tulisan akan selalu ada dan memberikan pemaknaan tertentu bagi publik.

Media pers sepertinya hanyalah seperangkat bentuk media yang tidak mempunyai arti tanpa sekumpulan isi berupa  tulisan-tulisan yang menjadi petunjuk, pembentuk dan pemberi makna bagi siapapun yang membaca media. Jadi antara media pers itu sendiri dengan sekumpulan tulisan-tulisan merupakan satuan senyawa yang tidak terpisahkan.

Ketika kita melihat suatu media pers apapun baik cetak, siaran maupun online digital, hal pertama yang ingin kita lihat adalah tulisannya terlebih dahulu, walaupun terkadang ada tampilan visual dikedepankan, namun berikutnya tetap kita arahkan pada tulisan. Karena dengan tulisanlah apapun suatu bentuk, warna, gambar dan tulisan itu sendiri dapat dipahami dengan baik oleh publik.

Sebuah tulisan dalam konteks komunikasi adalah merupakan komunikasi verbal, yang dilakukan oleh siapa saja melalui tulisan-tulisan. Kusumawati (2015) Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.

Pehamanan yang dapat kita maknai atas pemikiran diatas, bahwa komunikasi verbal khususnya tulisan mempunyai daya penetrasi yang lebih baik dalam menghadirkan pemahaman makna yang mampu di interpretasi oleh publik, dibandingkan komunikasi non verbal. Begitu pula dalam media pers semua informasi berita yang ditampilkan tentunya membawa makna-makna tersendiri yang akan disampaikan pada publik.

Dalam kaitan fungsi media pers apapun fungsinya baik informasi, edukasi, kontrol semua fungsi ini pada hakikatnya berupa komunikasi verbal tulisan-tulisan yang disusun oleh seorang wartawan dengan mengusung makna pesan yang ingin disampaikan pada publik,  untuk diberikan makna yang dipahami untuk selanjutnya diberikan sikap berupa dukungan partisipasi publik tentang suatu hal.

Namun muncul persoalan terkadang informasi tulisan berita, dipersepsi oleh publik menjadi lain dan keluar dari makna awal tulisan yang disusun oleh wartawan. Mengapa hal-hal tersebut sering terjadi? Kemungkinan  publik mempunyai sudut pandang lain dan secara psikologis tidak sama dengan wartawan yang mewakili media pers. Ketidaksesuaian  sudut pandang yang berimplikasi pada psikologis publik ini, tentunya menghambat proses fungi informasi media pers ketika menjalankan peran dan tugasnya

Salah pengertian, salah persepsi adalah hal-hal yang kerap muncul sebagai akibat persoalan diatas dalam proses fungsi-fungsi media pers dan psikologis publik.

Memahami gaya bahasa jurnalistik dalam Komunikasi verbal tulisan

Penentuan dan penggunaan bahasa baik istilah maupun kalimat-kalimat yang disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh publik, mengingat publik yang menjadi sasaran media pers adalah publik yang bersifat umum, tidak terkhususkan pada keahlian-keahlian tertentu. Mulai dari kuli bangunan, tukang baso sampai tingkatan orang-orang pintar ada semuanya di lingkungan publik.

Bahasa dalam komunikasi verbal tulisan pers yang digunakan tidak rumit, bertele-tele namun dibuat secara sederhana, jelas dan dapat dipahami. Selanjutnya dalam penggunaan kata, istilah dan kalimat secara tata bahasa Indonesia harus benar.

Setiap kalimat dalam paragraf dalam alur tulisan harus mendasarkan diri pada logika, akal sehat yang dapat dicerna secara nalar, tidak menimbulkan multitafsir. Tidak banyak menggunakan bahasa dengan istilah konsep yang biasa berlaku dikalangan tertentu, namun tetap menggunakan bahasa yang merakyat yang mampu dicerna oleh semua kalangan.

Efek psikologis kekuatan komunikasi verbal tulisan pers

Sebuah komunikasi verbal tulisan pers minimal harus dapat membangkitkan aspek psikologis bagi publik, selanjutnya publik terkondisikan mempunyai posisi yang sama dengan apa yang dituliskan oleh pers, sehingga sama-sama mempunyai frekuensi yang selaras untuk menyikapi suatu persoalan yang diinformasikan oleh pers.

Dalam aspek kesadaran sikap, komunikasi verbal tulisan pers harus mampu memberikan suatu pehamanan makna yang dapat di diterima secara mental mengenai informasi yang disampaikan oleh pers. Selanjutnya dari aspek kesadaran mampu membangkitkan kecenderungan rasa publik berupa empati, simpati atas informasi yang telah diterimanya.

Tentunya yang terakhir semuanya harus diwujudkan dalam bentuk tindakan perilaku publik untuk menjalani suatu informasi yang disampaikan oleh pers secara sukarela, karena informasi-informasi berita yang diterima oleh publik mengandung muatan hal-hal positif dan bermanfaat secara umum.

Dukungan dan partisipasi publik atas informasi berita dari media pers, sebenarnya merupakan kekuatan pers dalam mengemas komunikasi verbal  berupa tulisan-tulisan yang mampu membangkitkan sikap publik, dalam suatu keselarasan yang sama terhadap suatu hal peristiwa secara psikologis.

(Redaksi Warta Perwira)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *