
Ilustrasi : Jurnalisme Warga Desa (Dok : Unsplash)
WARTA PERWIRA.COM-Lanskap Informasi di era digital saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Informasi bukan lagi milik media-media arus utama yang selama ini mendominasi dalam kehidupan masyarakat. Namun peran dan posisi masyarakat selain sebagai pengguna secara bersamaan sebagai produsen informasi-komunikasi.
Selaras dengan pendapat Suwarjono dalam (aji, 15/2/2014) perlahan namun pasti, telah terjadi pergeseran yang sangat besar bagaimana masyarakat mengakses informasi. Tidak hanya menjadi penikmat pasif, namun turut aktif memberikan informasi, bahkan menjadi bagian dari informasi yang berkembang di berbagai media.
Perubahan dan perkembangan tersebut, tentunya menghadirkan dinamika informasi yang hidup diantara media arus utama dan masyarakat secara realitas. Informasi-komunikasi ini akan mengalami suatu interaksi bahkan dialektika dalam masyarakat secara umum. Masyarakat akan melihat secara objektif dan jernih informasi-informasi berita mana yang sekiranya akan dijadikan rujukan maupun acuan.
Setidaknya hal tersebut akan menghadirkan suatu posisi tawar kuat dari masyarakat terhadap dunia informasi. Walaupun tidak terkonfirmasi dalam suatu proses seperti umumnya media arus utama (proses gate keeper/moderasi redaksi) tentang informasi-komunikasi. Namun secara orisinalitas informasi masyarakat ini dapat dijamin kemurniannya sebagai suatu sumber informasi.
Salah satu hal yang dapat dikedepankan untuk saat ini adalah kurang meratanya informasi-komunikasi dilingkungan masyarakat desa. Mengingat kontur wilayah setiap desa sangatlah berbeda, di wilayah hutan, lembah, gunung bahkan di pinggiran pantai, selain itu belum tentu semua warga desa menikmati informasi digital. Bahkan yang tradisionalpun masih menggunakan komunikasi secara langsung.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa jumlah penduduk Indonesia yang masih belum tersentuh internet pada 2024 ada sebanyak 57 juta jiwa. Hal tersebut terungkap dalam laporan ‘Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024’ yang rilis Rabu (31/1). Survei dilakukan periode 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024. Respondennya mencapai 8.720 orang dengan usia minimal 13 tahun dan ditentukan secara proporsional di 38 provinsi. Hasil survei menunjukkan jumlah penduduk terkoneksi internet tahun 2024 mencapai 221.563.479 dari total populasi 278.696.200 jiwa. Artinya, masih ada 57.132.721 penduduk Indonesia yang belum terjamah internet.(CNN 1/2/ 2024).
Data diatas menggambarkan pada kita bahwa, internet belum sepenuhnya masuk di wilayah negara kita, terutama pedesaan dan di pedalaman. Artinya lalu lintas informasi-komunikasi masih terbatas bahkan tidak sama sekali, untuk beberapa wilayah pedesaan tertentu belum tersentuh oleh internet.
Walaupun sebagian wilayah diantaranya ada yang sudah terkoneksi dengan internet dan yang belum, namun kesadaran untuk mengelola informasi dengan baik dan sehat perlu terus untuk di tumbuh kembangkan. Agar masyarakat mampu menjadi pengelola dan pengguna informasi yang mampu memberikan pencerahan dan penguatan bagi masyarakat secara umum, khususnya masyarakat di desa melalui jurnalisme warga desa
Menurut Yudi Koordinator Sanggar Pena dalam (aji, 15/2/2014) Melalui Desa Membangun dan Pena Desa, AJI Purwokerto turut memberikan kontribusi dan mendorong munculnya jurnalis-jurnalis warga desa dan memanfaatkannya untuk portal/website desa mereka.
Kesadaran kelola informasi melalui jurnalisme warga desa
Secara umum masyarakat desa lebih terbuka dalam menerima informasi apapun yang masuk ke wilayahnya, karena faktor alamiah tipikal masyarakat kita yang toleran dan ramah. Namun informasi yang ada tidak selamanya bermanfaat atau memberikan terobosan terhadap sikap masyarakat, akan pentingnya peningkatan pembangunan desanya, melalui asupan-asupan informasi yang baik.
Tentunya bagi sebagian warga masyarakat desa yang melek informasi, media maupun digital mulai di gagas untuk dibentuk media komunikasi warga desa dengan fungsi mengedepankan fungsi Jurnalisme warga Desa. Tata kelola informasi dari warga, oleh warga dan untuk warga desa secara keseluruhan.
Tentukan beberapa warga yang memahami konsep jurnalistik, sebagai pengelola redaksi, dibantu oleh beberapa warga yang terbiasa menulis untuk masuk sebagai jajaran wartawan. Selanjutnya bentuk media yang digunakan bisa berupa blog, media komunitas whatsapp maupun website khusus desa, majalah dinding desa maupun bulletin desa
Sebelum berjalan undang pada warga ataupun orang luar yang mempunyai kapasitas keilmuan jurnalistik, untuk memberikan pelatihan dan orientasi bagi para wartawannya. Diharapkan melalui proses ini akan memberikan arah yang benar ketika jurnalisme warga desa ini mulai menjalankan fungsinya.
Secara resmi konfirmasikan keberadaan media yang sudah dibentuk pada RT, RW sampai pemerintah desa dan warga desa. Tujuan konfirmasi ini untuk menegaskan adanya kehadiran jurnalisme warga desa, yang khusus diperuntukan bagi warga desa, untuk mendapat dukungan dalam proses perjalanan berikutnya.
Adapun fungsi-fungsi yang di jalankan tidak beda jauh dengan fungsi-fungsi media massa pada umumnya yaitu : Informasi, edukasi, hiburan dan kontrol. Semuanya secara sederhana namun sasaran dalam fungsi-fungsi tersebut objek beritanya adalah seluruh hal yang ada di lingkungan desa meliputi : warga desa, pemerintah desa, sarana prasarana dan lingkungan alam.
Persoalan desa sudah diketahui melalui jurnalisme warga desa
Harapan ke depan dengan kehadiran jurnalisme warga desa ini, minimal seluruh kegiatan pembangunan desa, termasuk persoalan-persoalan di desa dapat diketahui dari informasi-informasi media warga desa melalui kegiatan jurnalisme warga desanya.
Persoalan kebutuhan dan keinginan warga desa dari berbagai layanan pemerintah desa : Anggaran desa yang seharusnya dengan yang dialokasikan untuk pembangunan desa, kegiatan olahraga, sarana jalan yang masih rusak, MCK yang belum tersedia untuk area tertentu, ketersediaan rumah ibadah masjid, gereja, sarana perbaikan jembatan penghubung. Semuanya tentunya akan dapat diketahui.
Partisipasi warga desa akan hadir dengan sendirinya, melalui kegiatan jurnalisme warga desa yang konsisten dan berkesinambungan dijalani oleh warga desa yang menjadi pengelola media warga desa. Dalam lingkup yang lebih luas proses fungsi informasi jurnalisme warga desa ini akan saling melengkapi dengan media-media arus utama yang selama ini berperan sebagai media massa umum dan konvensional.
(Redaksi Warta Perwira)