23.08.2025
Foto: Ade Bhakti, anggota Damkar Kota Semarang
Foto: Ade Bhakti, anggota Damkar Kota Semarang.

SEMARANG, WARTAPERWIRA.COM – Layanan pemadam kebakaran biasanya menerima panggilan darurat tentang kebakaran, evakuasi hewan, atau bencana alam. Tapi kali ini berbeda. Seorang petugas Damkar Kota Semarang, Ade Bhakti, menerima “telepon darurat” yang tak biasa—bukan untuk memadamkan api, tapi untuk mengambilkan rapor seorang anak.

Adalah Noval, siswa kelas 10 SMAN 15 Semarang, yang menghubungi Ade lewat pesan Instagram. Dalam tulisannya, ia dengan jujur dan lirih menyampaikan permintaan:

“Pak Ade, bisa tolong ambil rapor, Pak? Ayah saya sudah meninggal, ibu cuma bisa ambil yang TK. Tapi ibu ada sedikit gangguan syaraf, kadang teriak sendiri.”

Ade terkejut, bukan karena aneh, tapi karena menyadari betapa besar beban yang ditanggung Noval di usia muda. Sejak sang ayah wafat pada malam tahun baru 2023, Noval hidup bersama ibunya yang mengidap sindrom Tourette—gangguan saraf yang membuat seseorang kerap mengeluarkan suara atau gerakan spontan tanpa kendali—dan dua adik kecilnya.

Alih-alih mengabaikan, Ade merespons dengan tindakan. Ia mengajak tim rescue bukan untuk menjinakkan api, melainkan untuk menghangatkan hati. Berseragam lengkap, mereka mendatangi SMAN 15 Semarang dan kemudian menuju SD Negeri Sambiroto 1 untuk mengambilkan rapor adik Noval.

“Kami tidak datang karena ada api, tapi karena ingin menyalakan harapan,” tulis Ade di Instagram-nya @adebhakti.

Aksi ini pun viral. Banyak warganet tersentuh oleh ketulusan Damkar Kota Semarang. Dalam diam, mereka mengajarkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu dengan menyelamatkan dari bahaya—kadang cukup dengan menjawab panggilan kecil dari anak yang butuh perhatian.

Bukan tugas utama kami, tapi ini tentang kemanusiaan,” tutup Ade.

Sumber: Instagram @adebhakti
Reporter: Redaksi Warta Perwira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *