04.10.2025
Memahami Informasi Berita Homeless Media Online

Ilustrasi property Homeless Media (Dok : iStock)

WARTA PERWIRA.COM-Sesaknya ragam informasi yang kita terima setiap waktu tentunya membuat kita tidak mampu menolak untuk menerima, karena terpaannya begitu banyak dalam jumlah masif. Terkadang ketidakmampuan kita untuk memilih dan memilah informasi yang menerpa membuat kita tidak mampu untuk membedakannya.

Salah satu informasi yang sering kita jadikan rujukan adalah informasi Berita, informasi berita merupakan informasi yang mampu memberikan berbagai hal tentang peristiwa apapun yang sifatnya faktual, baik dilingkungan kita maupun lingkungan global.

Ketidakmampuan untuk membedakan mana informasi berita yang valid dan tidak tentunya dibutuhkan daya seletifitas kita dalam melihat dan memahami keberadaan suatu media. Memang tidak kita pungkiri sumber informasi berita media yang sering kita jadikan rujukan adalah, media massa arus utama.

Media massa arus utama dijadikan dasar sumber informasi berita, mengingat keberadaannya secara jelas dapat dipertanggung jawabkan secara formal dan profesional. Adanya kelembagaan, komunikator kolektif (redaksi, editor dan wartawan), proses selektifitas gatekeeper informasi berita. Secara prinsip media arus utama dipayungi oleh regulasi berupa undang-undang, UU 40 tahun 1999 Pers, kode etik jurnalistik, pedoman media siber dan UU 32 tahun 2002 penyiaran dan P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran) bagi media siaran.

Namun adakalanya selain sumber informasi berita dari media arus utama, publik terkadang menggunakan sumber informasi dari media-media sosial. Salah satu sumber informasi tersebut adalah media sosial yang dikelola oleh perorangan tanpa afiliasi dengan suatu lembaga resmi, tanpa tata kelola profesional, tanpa kelembagaan yang menaungi dan tanpa regulasi aturan yang memayungi.

Biasanya sering kita lihat pada Youtube, Podcast, Tiktok, dimana konten-kontennya terkadang memberitakan suatu peristiwa seperti lazimnya media arus utama. Isi konten informasi dilaporkan objeknya jelas divariasikan secara menarik antara unsur audio visualnya, teknis pengelolaannya dilakukan secara personal.

Chanel-chanel dengan varian nama yang sangat beragam dalam youtube sering kita dapatkan setiap hari. Adapun kemasan laporan informasi berita yang ditampilkan aktual terjadi secara nyata bahkan sama dengan apa yang menjadi perhatian publik dalam kekinian.

Kita mengenalnya dengan isilah Homeless Media, Kennedy (2017) menyebutkan sebagai media tanpa rumah merujuk kepada media – media yang menggunakan media sosial sebagai markasnya untuk melontarkan konten – konten yang bersifat digital. Sementara itu, Marconi (2015) menyatakan “homeless” media ini adalah media yang tidak memiliki halaman utama website mereka sendiri ataupun aplikasi mereka sendiri, melainkan mereka yang mensindikatkan konten di media – media sosial yang digunakan audiens publik.

Dalam konteks aktualitas informasi berita, bisa saja secara selintas dapat kita jadikan sumber informasi sebagai contoh saat demontrasi akhir bulan agustus lalu. Banyak berseliweran informasi-informasi seperti berita tentang demo namun apabila kita telusuri lebih lanjut, kita tidak dapat mengkonfirmasi pada sumber. Karena tidak jarang hanya mencantumkan nama chanel namun tidak terlacak secara otentik.

Inilah yang menjadi persoalan bagi kita semua. Bagi publik yang tidak dibekali dengan pemahaman pengetahuan ataupun melek media digital yang memadai, tentunya  sulit untuk membedakan sebagai informasi valid atau tidaknya sebuah informasi berita yang didapatkan dari homeless media.

Telaah informasi berita Homeless Media

Hal utama yang layak kita ketahui dan pahami sebuah informasi berita homeless media adalah,  minimal kita mengenali sumber nama dan tautan yang dapat kita lacak lebih lanjut tentang keberadaan sumber. Sehingga kita dapat mengidentifikasi sumber berita yang menayangkan sebuah informasi berita.

Selanjutnya kita telaah isi konten informasi berita yang menerpa kita, apakah sebuah editan atau tampilan AI yang di setting seolah-oleh nyata padahal sebuah konstruksi. Lalu perhatikan narasi yang disampaikan, apakah netral, menyejukan atau memprovokasi. Pemahaman tentang hal-hal ini tentunya menjadi sebuah mekanisme saringan kita terhadap sebuah informasi berita dari homeless media.

Lainnya dalam homeless media, tampilan visual nama media yang ditampilkan beragam, ada yang bernuansa perorangan ada juga yang seolah-olah atas nama kelembagaan versi sendiri.

Namun adakalanya, informasi berita yang bersumber dari homeless media benar secara faktual dan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Apabila mendapatkan hal-hal seperti ini, dapat kita tanyakan lebih lanjut pada orang-orang ahli dan mempunyai kapasitas dalam media dan jurnalistik secara profesional atau pada lembaga-lembaga resmi yang membidangi pemberitaan ataupun penyiaran seperti : Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (daerah).

Saatnya cerdas menggunakan informasi berita

Tuntutan kesadaran kita akan pemahaman tentang informasi berita dari sebuah media sudah menjadi kebutuhan mendesak yang tidak dapat kita abaikan, mengingat dalam hitungan detik ketika kita membuka isi media beribu-ribu informasi hadir menerpa secara langsung depan mata kita.

Tetapkan acuan kita pada media arus utama yang sudah ada dan dikenal secara publik. Beberapa diantaranya, Kompas, Tempo, Tribun. Media-media massa arus utama inipun, keberadaannya  dalam lingkup media sosial hadir sebagai official resmi saluran beritanya, Kompas.com, KompasTV,  Tempo.co.id, Tempodotco, Tribunnews.com.

Sudah jelas mekanisme dalam media arus utama informasi yang kita dapatkan melalui proses panjang. Pengumpulan, pengolahan, penyaringan  mengenai bahan-bahan informasi yang nantinya akan dipublikasikan di ranah publik. Informasi berita yang bersumber dari media arus utama minimal dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, otentik dan profesi.

Perbanyak diskusi dialog dengan para pihak yang memahami jurnalistik dan media secara keilmuan, profesi dan lembaga-lembaga resmi yang menaungi keberadaan media-media massa arus utama.

Saatnya kita cerdas untuk melek  media, berita dan digital. Sehingga akan tercipta ekosistem informasi berita yang mampu menjadikan masyarakat tercerahkan dan terkuatkan sebagai modal sosial kita dalam meningkatkan wawasan pengetahuan kita dalam informasi berita, sekaligus memperkuat persatuan kita dari paparan informasi berita hoaks dan feak yang selalu membuat gaduh dilingkungan kita.

(Redaksi Warta Perwira)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *