
WARTAPERWIRA.COM, 6 September 2025 – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memiliki sejarah panjang sebagai organisasi wartawan tertua di negeri ini. Dalam perjalanannya, PWI kerap mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Dukungan dan fasilitas yang diberikan tentu dapat dimaknai sebagai bentuk penghargaan terhadap peran pers. Namun, di sisi lain, kedekatan tersebut kadang menimbulkan kesan bahwa PWI berjalan seiring dengan kepentingan pemerintah.
Di luar PWI, tumbuh pula berbagai organisasi wartawan lain seperti AJI, IJTI, maupun komunitas independen. Meski tidak selalu mendapat ruang dan fasilitas yang sama, mereka justru menguatkan jurnalisme dengan cara berbeda lebih menekankan pada sikap kritis, independensi, dan kebebasan berekspresi.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa keberagaman organisasi wartawan bukanlah kelemahan, melainkan kekayaan bagi ekosistem pers. Baik PWI maupun non-PWI sama-sama memiliki peran penting: PWI dengan jejaring dan pengakuannya yang luas, sementara non-PWI dengan semangat kemandirian dan idealismenya.
Yang paling utama adalah bagaimana setiap wartawan, tanpa memandang organisasi, menjaga integritas dan etika profesinya. Publik tidak menilai dari kartu anggota, melainkan dari kualitas berita yang jujur, akurat, dan berimbang.
Dengan demikian, hubungan baik dengan pemerintah tentu boleh saja, selama tidak mengurangi daya kritis. Sebab, pers pada hakikatnya adalah mitra rakyat, pengawal demokrasi, sekaligus penyeimbang kekuasaan.
(Redaksi Warta Perwira)