03.08.2025
Foto; BEM Unsoed desak kampus usut tuntas dugaan kekerasan seksual oleh oknum Guru Besar.
Foto: BEM Unsoed desak kampus usut tuntas dugaan kekerasan seksual oleh oknum Guru Besar.

PURWOKERTO, WARTAPERWIRA.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mendesak pihak kampus agar menindaklanjuti secara serius dan transparan dugaan kasus kekerasan seksual yang melibatkan seorang oknum guru besar terhadap mahasiswi di lingkungan kampus.

Presiden BEM Unsoed, Muhammad Hafidz Baihaqi, kepada wartawan, Kamis (25/7), menegaskan bahwa meski aksi solidaritas mahasiswa telah digelar sehari sebelumnya di Kampus Unsoed, gerakan tersebut merupakan inisiatif pribadi sejumlah mahasiswa dan bukan atas nama kelembagaan BEM.

“Kami mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan berpihak pada korban. Kami juga mendukung penuh kerja-kerja Satgas PPKS Unsoed,” kata Hafidz, dikutip dari ANTARA News (25/7/2025).

Menurut Hafidz, laporan resmi dari korban telah diterima oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsoed, dan saat ini sedang diproses sesuai mekanisme internal kampus. Ia menyebut dugaan pelaku merupakan seorang guru besar, sementara korban merupakan mahasiswi aktif.

Dalam aksi solidaritas yang digelar pada Rabu (23/7), perwakilan mahasiswa sempat ditemui oleh Wakil Rektor III Unsoed, Prof. Norman Arie Prayogo, yang menyampaikan bahwa pihak kampus tengah membahas rekomendasi sanksi terhadap terduga pelaku dalam forum rapat internal.

Proses penanganan kasus ini, lanjut Hafidz, dilakukan berjenjang mulai dari investigasi Satgas PPKS, kemudian diteruskan ke tim khusus yang terdiri dari unsur rektorat, atasan langsung pelaku, serta satuan pengelola internal kampus. Rekomendasi sanksi hasil rapat kampus nantinya akan diajukan ke Ditjen Dikti Kemendikbudristek untuk ditindaklanjuti sesuai peraturan yang berlaku.

Sementara itu, Juru Bicara Unsoed, Prof. Mite Setiansah, melalui grup WhatsApp “Tim Gercep”, menyampaikan bahwa pihaknya masih mengumpulkan informasi secara lengkap lantaran sedang berada di luar negeri.

“Posisi kami masih dalam perjalanan pulang dari Taiwan setelah kegiatan akademik. Semoga saat tiba di Purwokerto, sudah ada info lengkap yang bisa dibagikan,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laporan Sumarwoto – ANTARA.

Warta Perwira akan terus mengikuti perkembangan penanganan kasus ini dan memastikan hak-hak korban menjadi prioritas dalam proses investigasi di lingkungan perguruan tinggi.

Sumber kutipan: ANTARA News – Purwokerto, 25 Juli 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *